Beranda | Artikel
Saat Amr bin Ash Radhiyallahu Anhu Menghadapi Sakaratul Maut
Selasa, 23 Juni 2020

Bersama Pemateri :
Ustadz Mubarak Bamualim

Saat ‘Amr bin ‘Ash Radhiyallahu ‘Anhu Menghadapi Sakaratul Maut adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Riyadhus Shalihin Min Kalam Sayyid Al-Mursalin. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Mubarak Bamualim, Lc., M.H.I. pada Selasa, 2 Dzul Qa’idah 1441 H / 23 Juni 2020 M.

Ceramah Agama Islam Tentang Saat ‘Amr bin ‘Ash Radhiyallahu ‘Anhu Menghadapi Sakaratul Maut

Hadits yang akan kita bahas insyaAllah masih dalam bab باب استحباب التبشير (dianjurkannya kita memberikan berita gembira). Maka dari itu Imam An-Nawawi Rahimahullah membuat satu bab dalam kitab beliau dan ini menunjukkan keutamaan memberikan berita gembira terutama pada saudara-saudara kita kaum mukminin, kaum muslimin yang kita dianjurkan oleh Allah dan RasulNya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Hadits yang akan kita bahas yaitu hadits ‘Amr bin ‘Ash Radhiyallahu ‘Anhu ketika beliau akan menghadapi kematiannya. Berkata Imam An-Nawawi Rahimahullahu Ta’ala, dari Ibnu Tsumatsah beliau berkata:

حَضَرْنَا عَمْرَو بنَ العاصِ رضي اللَّهُ عنه، وَهُوَ في سِيَاقَةِ المَوْتِ فَبَكى طَويلاً،

“Kami menghadiri ‘Amr bin ‘Ash Radhiyallahu ‘Anhu ketika beliau dalam keadaan sakaratul maut, dalam keadaan demikian beliau mengis yang panjang.”

وَحَوَّلَ وَجْهَهُ إِلى الجدَارِ

“Dan beliau mengarahkan wajahnya ke tembok.”

Beliau tidak melihat yang hadir saat itu, tapi beliau justru menghadap ke tembok.

فَجَعَلَ ابْنُهُ يَقُولُ: يَا أَبَتَاهُ، أَمَا بَشَّرَكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم بكَذَا؟

“Maka putra beliau yang bernama Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash Radhiyallahu ‘Anhuma mengatakan kepada ayahnya: ‘Wahai ayahku, bukankah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah memberikan berita gembira kepada engkau dengan sesuatu?”

أَما بشَّرَكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم بكَذَا؟

“Bukankah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah memberikan berita gembira kepada engkau dengan sesuatu?”

Lalu kemudian ‘Amr bin ‘Ash Radhiyallahu ‘Anhu ketika mendengar pertanyaan putranya maka beliau membalik wajahnya dan beliau menghadap kepada orang yang hadir di sisi beliau dalam keadaan sakaratul maut dan beliau berkata:

إِنَّ أَفْضَلَ مَا نُعِدُّ شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّه، وأَنَّ مُحمَّداً رسُول اللَّه

“Sesungguhnya yang paling afdhal untuk kita mempersiapkan adalah persaksian bahwasannya tiada sembahan yang haq kecuali Allah dan bahwasannya Muhammad adalah Rasul utusan Allah.”

إِنِّي قَدْ كُنْتُ عَلى أَطبْاقٍ ثَلاثٍ: لَقَدْ رَأَيْتُني وَمَا أَحَدٌ أَشَدَّ بُغْضاً لرَسُولِ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم مِنِّي، وَلا أَحبَّ إِليَّ مِنْ أَنْ أَكُونَ قَدِ استمْكنْت مِنْهُ فقَتلْتهُ، فَلَوْ مُتُّ عَلى تِلْكَ الحالِ لَكُنْتُ مِنْ أَهْلِ النَّار. فَلَمَّا جَعَلَ اللَّهُ الإِسْلامَ في قَلْبي أَتيْتُ النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم فَقُلْتُ: ابْسُطْ يمينَكَ فَلأُبَايعْكَ،

“Sesungguhnya aku telah melewati tiga masa: masa yang pertama disaat zaman jahiliyah, sungguh aku telah mengetahui betul diriku, ketika itu tidak ada orang yang paling aku benci seperti kebencianku kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Bahkan ketika itu aku berkeinginan bahwasannya aku mampu untuk membunuh beliau. Seandainya aku meninggal disaat itu (dizaman jahiliyah ketika beliau masih membenci Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan ingin membunuh beliau) tentunya aku menjadi penghuni nereaka. Maka tatkala Allah menjadikan Islam merasuk kedalam hatiku, maka akupun datang menjumpai Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan aku berkata kapada beliau: ‘Ulurkanlah tangan kananmu agar aku membaiatmu.`”

فَبَسَطَ يمِينَهُ فَقَبَضْتُ يَدِي

“Maka beliau pun mengulurkan tangan kanannya, lalu aku tidak menyerahkan tangannya kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam setelah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengulurkan tangannya kepada beliau untuk membaiat.”

Melihat perilaku itu, maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata kepada ‘Amr bin Ash:

مالك يَا عَمْرُو؟

“Ada apa denganmu ya ‘Amr?”

Beliau meminta kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk mengulurkan tangannya untuk membaiat beliau tapi ‘Amr bin ‘Ash sendiri justru menahan tangannya. Lalu kata ‘Amr bin Ash Radhiyallahu ‘Anhu:

أَرَدْتُ أَنْ أَشْتَرطَ

“Aku ingin meminta syarat.”

Yakni dengan keislaman dan baiatku kepada engkau, ada syaratnya. Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:

تَشْتَرطُ بماذَا؟

“Kamu akan memberikan syarat apa?”

Kata ‘Amr bin ‘Ash:

أَنْ يُغْفَرَ لِي

“Agar aku (dosa-dosaku) diampuni.”

Maka dijawab oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

أَمَا عَلمْتَ أَنَّ الإِسْلام يَهْدِمُ مَا كَانَ قَبلَهُ، وَأَن الهجرَةَ تَهدمُ مَا كَانَ قبلَها، وأَنَّ الحَجَّ يَهدِمُ مَا كانَ قبلَهُ؟

“Tidakkah engkau ketahui bahwasannya Islam itu menghancurkan dosa-dosa sebelum Islam. Dan bahwasannya berhijrah itu adalah juga menghancurkan dosa-dosa yang dilakukan sebelum hijrah. Dan bahwasannya ibadah haji juga akan menghapus dosa-dosa sebelum melakukan ibadah haji?”

Bagaimana percakapan selanjutnya?

Download MP3 Kajian Tentang Saat ‘Amr bin ‘Ash Radhiyallahu ‘Anhu Menghadapi Sakaratul Maut

Download mp3 yang lain tentang Riyadhus Shalihin Min Kalam Sayyid Al-Mursalin di sini.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/48604-saat-amr-bin-ash-radhiyallahu-anhu-menghadapi-sakaratul-maut/